Wednesday, July 11, 2012

Statistik

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya: statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data.Istilah statistika berasal dari bahasa statistics, dan Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data.

Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau
mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara lain: populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.

Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam (misalnya astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologi dan psikologi), maupun di bidang bisnis, ekonomi, dan industri. Statistika juga digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai macam tujuan; sensus penduduk merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal. Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular adalah prosedur jajak pendapat atau polling (misalnya dilakukan sebelum pemilihan umum), serta jajak cepat (perhitungan cepat hasil pemilu) atau quick count. Di bidang komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan pola maupun kecerdasan buatan.

Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam bahasa latin modern statisticum collegium ("dewan negara") dan bahasa Italia statista ("negarawan" atau "politikus").

Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai "ilmu tentang negara (state)". Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi "ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data". Sir John Sinclair memperkenalkan nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip mula-mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.

Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan bidang-bidang dalam matematika, terutama peluang. Cabang statistika yang pada saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson (metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel berukuran kecil).

Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang-bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.

Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang dari matematika, tetapi sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai bidang yang banyak terkait dengan matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar masuk dalam fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen tersendiri maupun tergabung dengan matematika.

Definisi Kualitas atau Kuantitas?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu. Sedangkan arti kuantitas adalah jumlah.

Beberapa orang dalam mencari suatu produk atau layanan jasa cenderung mencari yang berkualitas sedang namun dalam jumlah besar, ada pula orang yang mencari barang atau layanan dengan kualitas sempurna (baik pre sales maupun after sales) meskipun dengan jumlah terbatas.

Pertanyaannya adalah, mending milih kualitas atau kuantitas?
Jika mengejar keuntungan sesaat, maka kuantitas adalah jawabannya. Lebih baik barang cepat habis dengan mengabaikan kualitas. Hal ini memang tampak menguntungkan untuk jangka pendek, namun dalam jangka panjang…habislah perusahaan yang menerapkan sistem demikian karena masyarakat lebih memilih barang atau layanan dengan kualitas yang baik.

Mendahulukan kualitas memang bisa beresiko barang atau layanan lebih sulit laku karena bisa jadi harganya lebih mahal. Namun harga yang mahal tersebut ditebus dengan kualitas barang atau layanan yang didapatkan. Mengutamakan kualitas, insya Allah perusahaan ini dapat bertahan di tengah-tengah persaingan. Ingat, orang lebih memilih untuk membayar lebih mahal namun waktu pemakaian lebih lama dan kulitas lebih baik daripada membayar murah namun hasil mengecewakan.

No comments:

Post a Comment